Sabtu, 29 September 2012

Jegeg Kintamani Tour

Tirta Empul dan Tampaksiring


                   Mata air muncul dari tanah ini diyakini bahwa itu adalah ciptaan yang tak terbatas. Menurut sejarah, bahwa, bahwa sumber air diatur dan dikuduskan oleh raja Indrajayasinghawarmadewa pada tahun 882 Saka (960 M). Ia telah diberi nama dengan ri Tirta udara hampul. Data tersebut dimuat dalam prasasti yang terletak di Sakenan Temple. Selain dari data prasasti di atas, di Temple Tirta Empul juga ditemukan kelalaian arkeologi seperti Colossus Yoni, Arca Singa, Tepasana dan Tirta Empul kolam renang. Menurut lontar Usana Bali meriwayatkan bahwa Tirta Empul diciptakan oleh Bhatara Indra (Sun Dewa) ketika peluru senjata terhadap raja mana istananya terletak di Desa Bedahulu.



 Ia dikenal sebagai seorang raja yang sangat ajaib, yang ia dapat kehilangan atau menunjukkan secara tiba-tiba, karena itu dia diberi nama oleh Mayadenawa. Karena kesaktiannya, ia menjadi arogansi dan mengekspresikan dirinya sebagai tuhan. Raja Mayadenawa memiliki asisten (Patih) yang disebut Kalawong. Mereka melarang orang untuk melakukan Yadnya (berdoa kepada dewa) sehingga sering terjadi bencana alam, wabah penyakit, pertanian gagal dan akhirnya hidup masyarakat sengsara. Akhirnya Betara Indra (salah satu dari Hindu Allah) memberikan pertempuran melawan raja-raja yang terjadi di Tampak Siring dan kemudian Mayadenawa itu pergi ke dinding dan menghilang. Raja Mayadenawa juga telah menciptakan kolam beracun yang dapat tim die Indra Bathara dan pingsan setelah minum air ini. Kemudian Bathara Indra tongkat senjata Umbul-umbul dan akhirnya air yang muncul sehingga disebut oleh Tirta Empul dan kemudian akan diteruskan ke tentara tewas dan samar yang membuat mereka kembali untuk hidup. Oleh karena itu pada saat ini air kolam yang disucikan oleh masyarakat Hindu di Bali dan mereka percaya bahwa sumber air ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit, maka setiap hari tempat ini banyak dikunjungi oleh umat Hindu untuk melakukan ritual dan menguduskan mereka sendiri. Tempat ini telah dibuka untuk umum dan sebagai tujuan wisata terkenal di Bali.


Gunung Batur Kintamani Bali



 Di daerah pegunungan sekitar Kintamani, terdapat Gunung Batur dengan danau kawah yang dalam dan mata air panas alami yang ada di Toyabungkah. Udara pegunungan yang sejuk disertai pemandangan ke seluruh arah, sama indahnya dengan keberadaan beberapa pura penting, yang telah membuat Kintamani menjadi salah satu tempat yang tidak terlupakan dalam agenda wisatawan Bali. Gunung Batur adalah salah satu gunung berapi kecil, namun letaknya berada di tengah-tengah kawah besar berdiameter 14 Km. Selain itu, Gunung Batur bersebelahan dengan Danau Batur yang berbentuk sabit yang dikelilingi tembok tinggi pinggiran kawah. Ukuran kecuraman kawah akan membuat Anda membayangkan letusan dahsyat dari Gunung Batur yang terjadi sepuluh ribu tahun yang lalu. Gunung Batur Kintamani Bali Gunung ini masih aktif sampai sekarang seperti penduduk Bali yang masih mengingat letusan yang terjadi pada tahun 1917 tersebut dimana letusan tersebut telah mengambil ribuan nyawa dan menghancurkan ratusan rumah penduduk Desa Batur Tua yang berada di dasar kaldera Batur. Selajutnya masyarakat yang masih hidup akhirnya mengungsi ke Desa Batur yang sekarang (Kalangayar, yang berarti tempat yang baru.) Pura Ulundanu Batur yang sebelumnya juga berada di dasar kaldera di sebelah selatan Gunung Batur turut dipindahkan ke tempatnya yang sekarang. Pesona yang ditawarkan disini lebih banyak kepada wisata pemandangan alam. Pemandangan alamnya yang berupa kombinasi pemandangan Danau Batur dan Gunung Batur yang berdiri di tengah-tengah kaldera membuat daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata paling favorit di Bali Jika anda mempunyai waktu lebih dan suka petualangan atau fotografi, ada baiknya anda menginap di daerah sekitar Gunung Batur untuk kemudian besoknya melakukan pendakian Gunung Batur atau kaldera Batur di sebelah timur Gunung Batur sambil menikmati indahnya matahari terbit yang muncul dari balik Gunung Rinjani di Lombok. Obyek wisata Kintamani dapat dicapai sekitar 2 jam perjalanan dari Denpasar atau Kuta. Bisa juga anda lewati ketika Anda inging berwisata ke Lovina.  



Nunung waterfall






          Nungnung adalah nama dari sebuah desa kecil, 40 kilometer utara Denpasar dengan ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Objek wisata ini terletak di Badung Kabupaten malam. Itu terletak sekitar - sekitar lima mil sebelum jembatan Tukad Bangkung dikenal sebagai jembatan tertinggi di Asia dengan ketinggian tertentu dari pilar mencapai 71,14 meter. di desa ini terdapat air terjun dengan ketinggian 50 meter dengan debit air yang besar. untuk mencapai lokasi air terjun tersebut kita harus menelusuri sawah berbukit sekitar 2 km dari jalan raya. Air terjun Nungnung merupakan salah satu objek wisata yang harus dikunjungi ketika kita pergi ke Bali terutama bagi orang yang suka trekking wisata, karena untuk sampai ke lokasi air terjun ini menuruni tangga yang kita miliki cukup banyak angka, sehingga kami bisa turun ke lembah sungai dan dapat melihat air terjun dari jarak dekat. tangga - langkah untuk air terjun ini sudah tersedia dan memadai keamanan, bahkan di lembah yang lebih dekat ke gua, dengan daun dan lumut-hijau atmosfer. setelah puas melihat air terjun para wisatawan dapat menikmati makanan khusus atau hanya bersantai di sofa - bale kecil yang disediakan di sepanjang jalan. Air Terjun Nungnung adalah kawasan wisata yang memiliki fasilitas parkir yang cukup luas dan akses jalan ke air terjun besar, hanya ada turunan sedikit tangga - tangga. Pemandangan sepanjang jalan sangat hijau dan menyegarkan. Juga sangat dingin udara. dan tidak ada tempat untuk beristirahat bisa kami mengunjungi. Setelah berjalan sekitar 20 menit, kita akan sampai di air terjun yang memiliki debit air cukup berat. debit air berat dan dikelilingi dengan uap bertebangan - uap air yang membuat suasana menjadi begitu sejuk, menyegarkan dan menenangkan. ketika kita dekat dengan air terjun kita bisa melihat jembatan panjang yang menghubungkan Bali ke Kintamani rute, Tukad Bangkung Bridge. Ini mulai terjun dipromosikan sebagai tempat wisata sejak tahun 1996. Sejak tahun ini, fasilitas kondisi air terjun Nungnung telah mengalami banyak perubahan, seperti adanya berbagai fasilitas - fasilitas tambahan lainnya untuk mendukung obyek wisata ini. karena terletak di daerah pedesaan, menambah keindahan yang membuat air terjun ini menarik untuk dikunjungi. setelah Anda kunjungi di sini akan menjadi kenangan dan membuat kenangan yang kita ingin selalu datang ke tempat ini lagi.


Desa Trunyan Bali


 Terunyan adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Untuk menuju Desa Trunyan anda harus menyeberangi Danau Batur dengan menggunakan boat / perahu yang disewakan penduduk setempat. Desa Terunyan berasal dari 2 kata yaitu Taru yang artinya kayu dan Menyan artinya wangi jadi desa terunyan diambil dari nama pohon yang tumbuh disekitar desa. Sejarah desa terunyan tak lepas dari perjalanan 4 orang putra dari Keraton Sala yang terusik dengan bau harum yang tercium di kediaman mereka. Mereka berempat yang salah seorang adalah putri pergi meninggalkan keraton untuk menemukan sumber bau harum yang mereka cium. Tanpa disadari mereka akhirnya tiba di Bali, tepatnya di desa culik yaitu perbatasan antara Kab. Karangasem dan Buleleng. Ketika tiba di kaki Gunung Batur sebelah selatan, putra terkecil, yaitu seorang putri, ingin berdiam di tempat itu. Maksud putri bungsu disetujui ketiga kakaknya. Maka, tinggallah putri bungsu di tempat itu. Kemudian ia pindah ke lereng Gunung Batur sebelah timur, tempat pura Batur berdiri. Sebagai seorang dewi, ia bergelar Ratu Ayu Mas Maketeg. Setelah meninggalkan adiknya, ketiga putra keraton Sala melanjutkan perjalanannya. Ketika sampai pada suatu dataran di sebelah barat daya Danau Batur, mereka mendengar suara burung. Karena senangnya, putra termuda berteriak kegirangan. Akan tetapi putra tertua tidak senang mendengar teriakan adiknya. Ia menyuruh adiknya untuk tinggal saja di tempat itu, tetapi adiknya tidak mau. Marahlah sang kakak. Ia lalu menendang adiknya hingga jatuh dalam posisi duduk bersila, dan menjadi sebuah patung. Sampai sekarang di tempat yang namanya Kedisan, masih ada sebuah patung dari batu dalam posisi duduk bersila. Putra tertua dan putra kedua lalu melanjutkan perjalanan menyusuri tepi Danau Batur sebelah timur. Ketika sampai disebuah dataran, mereka berjumpa dengan dua orang wanita yang sedang mencari kutu. Putra kedua amat tertarik. Ia lalu menyapa dua orang perempuan itu. Akan tetapi, putra tertua tidak senang akan tindakan adiknya. Ia lalu menyuruh adiknya tinggal ditempat itu, tetapi adik yang ini pun tidak mau. Marahlah putra tertua dan ditendangnya sang adik hingga jatuh dalam posisi tertelungkup dan cepat-cepat ditinggalkan oleh kakaknya. Selanjutnya sang adik menjadi kepala desa di tempat itu. Sekarang tempat itu terkenal dengan nama Abang Dukuh. Putra sulung yang tinggal seorang diri melanjutkan perjalanan ke arah utara dengan menyusuri pinggir Danau Batur yang curam di sebelah timur. Tidak berapa lama, ia sampai di suatu dataran. Di tempat itu ia bertemu dengan seorang seorang dewi yang sangat cantik. Dewi itu sedang duduk sendirian di bawah pohon Taru Menyan, yaitu pohon yang berbau harum. Pohon itulah sumber bau harum yang dicari keempat putra keraton Sala itu. Putra sulung tertarik kepada dewi yang cantik itu. Ia ingin memperistrinya. Putra sulung lalu pergi menghadap kakak dewi itu untuk meminang adiknya. Pinangan diterima, tetapi putra sulung harus mau menjadi pancer jagat atau pemimpin daerah itu. Putra sulung menyanggupi persyaratan itu. Setelah menikh dan menjadi dewa, putra sulung bergelar Ratu Sakti Pancering Jagat ( jaman dahulu sebutan untuk penguasa suatu wilayah, baik Putra atau Putri disebut Ratu ). Sang dewi, istrinya bergelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar. Di bawah pimpinan Ratu Sakti Pencering Jagat, daerah yang mereka diami berkembang menjadi sebuah kerajaan kecil. Ratu Sakti Pancering Jagat, lalu menjadi raja dan Kerajaannya diberi nama Trunyan. Setelah menjadi raja, Ratu Sakti Pancering Jagat merasa was-was. Ia khawatir, jangan-jangan ada orang yang akan menguasi kerajanannya karena terpesona oleh bau harum pohon Menyan yang ada di derahnya. Beliau lalu memerintahkan menghilangkan bau harum yang menusuk hidung itu. Caranya adalah dengan meletakkan jenazah-jenazah orang Trunyan di bawah pohon Taru Menyan yang banyak terdapat di sana supaya membusuk di alam terbuka. Sejak itu Desa Trunyan tidak lagi berbau harum sekali. Jenazah-jenazah penduduk, yang semula diharapkan akan membusuk di alam terbuka di daerah pemakaman Sema Wayan itu ternyata tidak mengeluarkan bau busuk yang tajam. Hal itu sungguh merupakan suatu keanehan dan keajaiban di daerah itu



Air Panas Alam Toya Bungkah



  Toya Bungkah merupakan kawasan wisata air panas yang biasanya dimanfaatkan untuk berendam karena banyak yang percaya bahwa airnya bisa menyembuhkan penyakit, khususnya penyakit kulit. Air panas di Toya Bungkah ditampung di sebuah kolam penampungan kecil yang letaknya tak jauh dari Danau Batur. Lokasinya yang berdekatan dengan Danau Batur itulah yang menjadikan pengunjung ketika berendam bisa sambil menikmati panorama keindahan alam Danau Batur dan sekitarnya yang terkenal dengan berbagai keindahan alamnya Tampak pula di sebelah timur laut Danau Batur sebuah desa yang dikelilingi oleh daerah perbukitan yang menghijau yakni Desa Trunyan. Bukan hanya pemandangan yang membius mata yang disajikan Toya Bungkah, udaranya juga terkenal sangat sejuk, tenang, dan menentramkan. Tak heran bila satrawan terkenal Indonesia Sutan Takdir Alisyahbana sampai mendirikan sebuah Balai Kesenian Toya Bungkah yang digunakan untuk menggelar berbagai macam pertunjukan seni.



HARGA TOUR YG DI ATAS PER-ORANG ( RP.500.000)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Social Share Icons

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

gus teja - situ sayong ( secret of the lake )

Powered by mp3skull.com

About Me

Popular Posts

Pages - Menu

Blogger templates